Profil Band : Netral

Diposting oleh
Indie Global Radio
05.23
NETRAL adalah band yang dibentuk pada tanggal 18 November 1992. Dimana oleh pers Indonesia saat itu dikatakan sebagai Band Alternatif. Terlepas dari yang diberikan pers Indonesia ini benar atau tidak. Yang jelas band yang dibentuk dari hasil persahabatan di SMA Negeri 55 dan 60 Jakarta ini hanya memainkan musik yang benar-benar murni keluar dari hati Nurani mereka sendiri. Sesuai dengan Definisi Musik yang kita kenal. Juli 1998, Bimo hengkang. Eno pun didapuk menggantikan Bimo. Desember 1999, Miten pamit untuk berangkat ke Amerika untuk meneruskan sekolahnya. Baru di tahun 2003 mereka bertemu Coki.
Personel:
Nama: Bagus Dhanar Dhana (Bagus)
Ttl: 17 Januari 1971
Posisi: bass dan vokal
Nama: Eno Gitara Ryanto (Eno)
Ttl: Jakarta, 11 Oktober 1979
Posisi: drum
Nama: Christoper Bollemeyer (Coki)
Ttl: Jakarta, 30 Desember 1976
Posisi: gitar
Mantan personel:
Nama: Gabriel Bimo Sulaksono (Bimo)
Ttl: 22 Desember 1971
Posisi: eks drum
Nama : Ricy Dayandani (Miten)
Ttl: 23 September 1971
Posisi: eks gitar
Profil Band : Efek Rumah Kaca

Diposting oleh
Indie Global Radio
05.13
NAMA BAND : Efek Rumah Kaca
Kota Asal : Jakarta,Indonesia
Genre Musik : Pop,Rock, Alternative Rock,Indie
Tahun aktif : 2001—sekarang
Label Musik : Aksara
Situs web : myspace.com/efekrumahkaca
Anggota :
Cholil Mahmud as gitar dan vocal
Adrian Yunan Faisal Akbar as bass dan latar vocal
Bagus Sudibyo as drum dan latar vocal Efek Rumah Kaca adalah grup musik indie yang berasal dari Jakarta.
Terdiri dari Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal latar, bass), Akbar Bagus Sudibyo (drum,vokal latar).
Mereka dikenal oleh para pecinta musik di Indonesia lagu-lagu mereka yang banyak menyentuh dan memotret keadaan sosial masyarakat di sekitar mereka pada semua tingkatan.
Sampai sekarang,band ini sudah mengeluarkan dua buah album studio,yaitu Efek Rumah Kaca pada tahun 2007 dan Kamar Gelap pada tahun 2008.
Mulai Januari 2009, mereka dipercaya untuk mengisi rubrik khusus seputar pemilu di surat kabar Kompas setiap hari Sabtu. Latar Belakang
Efek Rumah Kaca pada awalnya dibentuk pada tahun 2001. Setelah mengalami beberapa kali perubahan personel, akhirnya mereka memantapkan diri dengan formasi band tiga orang. Sebelumnya, band ini bernama Hush. Nama ini kemudian diganti menjadi Superego, lalu berubah lagi pada tahun 2005 menjadi Efek Rumah Kaca - diambil dari salah satu judul lagu pada album perdana mereka. Musikal :
Sejak awal kemunculan mereka, banyak pihak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post- rock, bahkan ada yang menyebutkan shoegaze sebagai warna musik mereka. Tetapi, Efek Rumah Kaca dengan mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak menggunakan banyak distorsi dan efek-efek gitar dalam lagu-lagu mereka seperti selayaknya musik rock. Penghargaan :
+ Nominator AMI Award 2008
+Rookie of the Year 2008,Rolling Stone Indonesia
+Peraih MTV Music Award 2008, kategori The Best Cutting Edge
Bagi anda yang ingin mendengarkan lagu band ini bisa download DISINI lagu lagu band ini pas buat yang suka musik slow/pelan tapi tidak cengeng karena tema-tema lagu mereka mengangkat tentang ke hidupan sosial dan politik it's no love
Cara Agar Anak Melawan Rasa Takut Terhadap Jarum Suntik

Diposting oleh
Indie Global Radio
09.03
Cara Agar Anak Tidak Stres Saat Disuntik: Pasang Musik – Peneliti di Kanada mengungkapkan bahwa musik ternyata bisa mengurangi stres pada anak saat disuntik dengan jarum infus. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis JAMA Pediatrics ini memperkuat studi sebelumnya bahwa musik secara signifikan mengurangi rasa sakit dan cemas selama prosedur medis.
“Kami benar-benar ingin melihat apakah musik dapat mengurangi rasa sakit pada anak-anak,” ujar peneliti utama dari University of Alberta, Edmonton, Lisa Hartling, seperti dilansir Gosip Artis Indonesia.
Dalam studi terbaru tersebut, para ilmuwan melakukan penelitian di Rumah Sakit Anak Stollery, Edmonton, antara Januari 2009- Maret 2010. Mereka meneliti secara acak 42 anak-anak yang mendengarkan musik yang diputar keras di dalam ruangan maupun yang tidak mendengarkan musik sama sekali selama menjalani proses suntik. Untuk diketahui setiap anak mendengarkan musik yang sama.
Anak-anak tersebut juga mendapat perawatan umum untuk mengurangi rasa sakit saat disuntik, termasuk penghilang rasa sakit pada kulit, serta kata-kata menghibur dan mendukung dari staf medis.
Para pengulas kemudian menonton rekaman video dari setiap prosedur suntik jarum infus untuk mengukur tingkat stres anak sebelum dan sesudah prosedur dengan skala 0-23,5 – skor tinggi mewakili stres yang tinggi. Sebagai catatan, para pengulas tidak mengetahui anak mana yang mendengarkan musik dan yang tidak.
Selain itu, seluruh anak-anak berusia 3-11 tahun ditanya mengenai besarnya rasa sakit yang mereka alami saat menjalani prosedur suntik jarum infus. Secara keseluruhan, peneliti tidak menemukan perbedaan tingkat stres antara kelompok anak-anak yang mendengarkan musik dan tidak, sebelum dan sesudah prosedur.
Namun setelah mengerucutkan 10 anak-anak yang tidak mengalami stres sama sekali selama prosedur suntik jarum infus, peneliti menemukan bahwa tingkat stres pada anak-anak yang mendengarkan musik lebih rendah ketimbang mereka yang tidak mendengarkan musik selama prosedur tersebut.
Peneliti menemukan bahwa tingkat stres anak-anak yang tidak mendengarkan musik meningkat 2,2 poin dibandingkan peningkatan sebesar 1,1 poin pada anak-anak yang mendengarkan musik.
Lebih lanjut, anak-anak yang tidak mendengarkan musik mengatakan bahwa rasa sakit mereka meningkat dua poin dari skala 0-10 – angka tinggi menunjukkan rasa sakit yang lebih. Sebaliknya, anak-anak yang mendengarkan musik tidak merasakan peningkatan rasa sakit.
“Berdasarkan penelitian yang saya lihat, tinjauan literatur yang telah kami lakukan dan penelitian kami, musik memiliki potensi untuk memberikan manfaat -terburuknya- tidak akan membahayakan,” ujar Hartling.
Murah dan Mudah
Sementara itu Distinguished Professor of Symptom Management Research di The Ohio State University College of Nursing, Linda Chlan, mengatakan penelitian ini memperlihatkan bahwa musik memiliki potensi. Namun ia ingin melihat hasil penelitian dimana anak-anak mengenakan headphone untuk mengalihkan perhatian di kelompok yang tidak mendengarkan musik.
Profesor di Creative Arts Therapies Department, Drexel University College of Nursing and Health Professions, Philadelphia, Joke Bradt, menambahkan metode ini menarik karena murah dan mudah untuk diterapkan.
“Saya berharap dengan semakin banyaknya penelitian seperti ini dipublikasikan maka hal tersebut akan menjadi lebih mainstream,” kata Bradt.
Langganan:
Postingan (Atom)